Loudspeaker
Identifikasi
jenis-jenis speaker
A.
Pengertian
Speaker
Loudspeaker, speaker atau sistem
speaker merupakan sebuah transduser elektroacoustical yang mengubah sinyal
listrik ke bentuk getaran suara.
Speaker adalah mesin pengubah
terakhir atau kebalikan dari mikropon. Speaker membawa sinyal elektrik dan
mengubahnya kembali menjadi vibrasi-vibrasi fisik untuk menghasilkan
gelombang-gelombang suara.
Fungsi speaker ini adalah mengubah
gelombang listrik menjadi getaran suara. Proses pengubahan gelombang listrik /
elektromagnet menjadi gelombang suara terjadi karena adanya aliran listrik arus
AC audio dari penguat audio kedalam kumparan yang menghasilkan gaya magnet
sehingga akan menggerakkan membran, Kuat lemahnya arus listrik yang diterima,
akan mempengaruhi getaran pada membran, bergetarnya membran ini menghasilkan
gelombang bunyi yang dapat kita dengar.
B.
Bagian-bagian Speaker
Bagian-bagian
speaker
|
Empat Bagian Speaker beserta
fungsinya yang utama adalah :
1. Conus (sekat rongga). Fungsinya
menghasilkan gelombang tekanan akibat gerakan udara di sekitarnya yang
disebabkan oleh gerakan kumparan. Gelombang inilah yang kita dengar sebagai
bunyi.
2. Membran. Fungsinya menerima induksi
dari magnet sehingga menghasilkan suara sebagai akibat dari getarannya.
3. Magnet. Fungsinya untuk menginduksi
membran dan menghasilkan medan magnet.
4. Kumparan. Fungsinya untuk
mengalirkan energi gerak kepada conus. Perubahan medan magnet di dalam speaker
akan menyebabkan kumparan bergerak sebagai akibat interaksi dengan medan
konstan magnet.
Bahan penyusun speaker sebagian
besar adalah logam sebagai casingnya namun conus sebagai salah satu bagian
speaker dapat terbuat dari beberapa macam bahan, kertas (press paper dan non
press paper), plastik (plypropylene, mica, polycarbonate), logam (titanium,
tembaga, berrylium), dan composite (bahan campuran, contohnya carbon fiber,
honeycomb dan optical fiber Kevlar).
Rentang frekuensi suara yang mampu
dihasilkan sistem speaker adalah diantara 20 Hz – 20 Khz dan itu adalah sesuai
dengan rentang fekuensi pada pendengaran manusia. Berdasarkan rentang frekuensi
itulah, speaker terbagi lagi dalam beberapa jenis.
C. Jenis-jenis speaker
Berdasarkan rentang frekuensi
1. Midrange
adalah speaker yang umumnya
berukuran sekitar 3-4 inci yang memiliki cakupan frekuensi 350-4500Hz. Midrange
ini biasanya diikutsertakan pada 1 set sistem 3 way car audio. Tugasnya untuk
membantu menyempurnakan high frekuensi atau mengakomodasi vokal yang terdengar
agar lebih fokus dan jelas.
2. Tweeter
adalah speaker yang biasanya
berukuran kecil 0,5 inci, paling besarpun berukuran 4 inci, tergantung merk dan
kemampuan cakupan frekuensinya. Fungsi tweeter adalah untuk mereproduksi
frekuensi tinggi yang cakupannya pada rentang 3500 Hz hingga 20 Khz. Contoh
suara frekuensi tinggi ini antara lain adalah seperti suara vokal, cymbal drum
dan suara dentingan alat musik lainnya. Tweeter pun juga ada yang dikenal
dengan sebutan super tweeter / ribbon tweeter. Jenis ini memiliki bentuk yang
berbeda dari tweeter biasa, biasanya persegi panjang dibentuk plat tipis dan
mampu menghasilkan suara high frekuensi yang tidak dapat dijangkau oleh tweeter
biasa, yaitu pada rentang 5 – 23 Khz.
3. Subwoofer / woofer
Fungsi speaker yang satu ini adalah
untuk menghantarkan suara berfrekuensi rendah atau suara bass. Untuk woofer
dibatasi pada rentang frekuensi 100 Hz atau dibawahnya, namun woofer yang mampu
menyemburkan suara pada rentang frekuensi 40 Hz dan dibawahnya bisa disebut
sebagai sebuah subwoofer. Pada umumnya subwoofer memiliki ukuran 12, 15, 18
inci sedangkan woofer sekitar 8-10 inci.
Perbedaan speaker subwoofer dengan
speaker woofer :
a. Dengan keterangan kata sub, berarti
speaker tersebut harus mampu menghandle nada dibawah bass.
b. Speaker subwoofer memakai pinggiran
konus dengan karet agar pergerakannya lebih fleksibel
c. Subwoofer mampu menghasilkan nada
rendah dibawah rata-rata woofer biasa.
d. Hasil nada pada subwoofer jauh lebih
merdu
4. Midbass
adalah jenis speaker yang juga biasa
disebut midwoofer, fungsinya untuk menghasilkan suara berfrekuensi dengan
rentang 80-350 Hz. Suara yang dihasilkan midbass lebih didominasi pada suara
rendah. Biasanya midbass memiliki diameter 5-7 inci.
5. Fullrange : jenis speaker yang
mampu mereproduksi sinyal audio pada semua range gelombang frekuensi audio.
6. Horn : jenis speaker yang
diproduksi khusus untuk mereproduksi sinyal audio pada range gelombang
frekuensi vokal manusia.
Jenis speaker berdasarkan
desain/bentuk
:
1. Speaker Dual Cone
Desain speaker terdiri dari 2 buah cone ( konus ).
1. Speaker Dual Cone
Desain speaker terdiri dari 2 buah cone ( konus ).
Speaker
Dual Cone
|
2. Speaker Coaxcial (Terpusat)
Desain Speaker terdiri dari woofer, midrange dan tweeter dalam satu poros dan berdekatan. Peranti ini sengaja di desain menghasilkan frekuensi lebih rata. ( contoh speaker : 2 Way, Speaker 3 Way, Speaker 4 Way).
Desain Speaker terdiri dari woofer, midrange dan tweeter dalam satu poros dan berdekatan. Peranti ini sengaja di desain menghasilkan frekuensi lebih rata. ( contoh speaker : 2 Way, Speaker 3 Way, Speaker 4 Way).
Speaker
Coaxcial (Terpusat)
|
3. Speaker Split (Terpisah)
Speaker
Split (Terpisah)
|
Jenis speaker ini adalah jenis terpisah. Woofer, Midrange dan tweeter terpisah. Speker ini dilengkapi dengan crossover yang tujuannya untuk membagi frekuensi suara (nada frekwensi rendah. menengah dan tinggi) :
a. Speaker 2 Way Terdiri dari
Woofer, Tweeter dan Crossover.
b. Speaker 3 Way Terdiri dari Woofer, Midrange, Tweeter dan Crossover.
b. Speaker 3 Way Terdiri dari Woofer, Midrange, Tweeter dan Crossover.
Berdasarkan fungsinya
2. Speaker
Corong : Speaker yang berbentuk corong pada ujungnya untuk menyalurkan dan
mengarahkan suara ke suatu posisi. Salah satu jenis spekear ini adalah TOA
sekaligus merupakan merk speaker.
3. Speaker
Laptop : Speaker yang digunakan pada sebuah laptop
dan notebook
4. Headset
: Speaker yang biasa dipasang di kepala dengan tambahan microphone untuk
berbicara
5. Headphone
: Hampir sama dengan headset tetapi tanpa microphone
6. Earphone
: Speaker kecil yang dipasang di kepala seperti halnya headphone tetapi
pemakaiannya dengan cara disumpalkan ke dalam telinga.
Berdasarkan cara kerjanya, ada 2 jenis loudspeaker :
1. Loudspeaker Elektrodinamis
Cara kerja
loudspeaker elektrodinamis adalah, ketika arus mengalir melalui
kumparan yang terpasang pada rakitan diafragma (cone),
kumparan menjadi sebuah elektromagnetik. Maka sekarang kumparan akan tertarik
ke dalam atau tertolak keluar oleh magnet, tergantung pada arah arus di dalam
kumparan dan polaritas magnetnya. Karena kumparan dipasang pada diafragma, maka
setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma bolak-balik bersamanya,
sehingga menimbulkan getaran udara yang diperlukan untuk menghasilkan suara.
Ujung kumparan dipasang pada dua buah titik pada diafragma kertas. Kawat lentur
dari kedua titik ini membawa arus sinyal ac ke kumparan dari transformator
keluaran. Impedansi loudspeaker jenis ini berkisar dari 3 sampai 100 Ohm atau
lebih.
Konstruksi Loudspeaker Elektrodinamis
Loudspeaker
elektrodinamik menyerupai speaker p-m kecuali inti tengahnya berupa magnit
sementara dari besi. Pada inti ini sebuah kumparan medan tetap, yang bila
mendapat energi dapat menghasilkan medan yang lebih
kuat dari medan yang berasal dari magnet permanen dalam speaker p-m.
Loudspeaker jenis ini biasanya digunakan untuk sistem audio mobil. Suatu gulungan kawat penghantar, yakni kumparan
hingga 3 lapis, bila dialiri listrik akan bergerak diantara medan magnet
permanen stationer. Besar dan arah arus menentukan jarak dan arah gerakan,
besar arus yang diberikan kepada speaker harus disesuaikan dengan kekuatan
speaker. Karena bila arus yang diterima speaker terlalu besar, maka speaker
dapat rusak. Untuk pengaturan arus ini digunakan komponen tambahan yang disebut
crossover.
2. Loudspeaker Elektrostatis
Loudspeaker
elektrostatik merupakan piranti impedansi-tinggi dan menyerupai sebuah
kapasitor dielektrikum udara dengan salah satu pelatnya bebas bergerak. Cara
kerja jenis loudspeaker elektrostatis adalah dengan mengubah-ubah tegangan
tinggi, maka pelat-gerak dari diafragma akan tertarik dan terlepas, sehingga
bergetar.
Konstruksi Loudspeaker Elektrostatis
Keuntungan
menggunakan Loudspeaker elektrostatis adalah pada prinsip kerja nya yaitu,
diafragma dari ESL akan digerakkan secara keseluruhan di permukaan, dengan
demikian distorsi yang timbul pada frekuensi tinggi akan dieliminir. Selain itu
dimensi loudspeaker ini lebih tipis dibanding loudspeaker elektrodinamis untuk
daya yang sama. Pada tahap awal di produksi loudspeaker jenis ini, cara kerja
nya dibutuhkan daya yang besar untuk mengoperasikannya karena sensitivitas yang
rendah. Tetapi seiring perkembangan teknologi, saat ini kepekaan loudspeaker
semakin tinggi, begitu pula pada jenis Loudspeaker Elektrostatis. Saat ini
untuk menggerakkan loudspeaker elektrostatis cukup dengan daya 100 – 200 watt
per kanal baik untuk desain dari vacum-tube ataupun solid-state, sementara daya listrik
yang diperlukan oleh loudspeaker untuk melakukan polarisasi hanya sebesar 5
watt saja.
D. Pengaruh Arah Speaker
Tidak kalah pentingnya dalam membangun sebuah sound system yaitu arah dari pemasangan speaker. Salah arah penempatan speaker maka suara yang dihasilkan kurang baik.
Pemasangan yang baik :
Tidak kalah pentingnya dalam membangun sebuah sound system yaitu arah dari pemasangan speaker. Salah arah penempatan speaker maka suara yang dihasilkan kurang baik.
Pemasangan yang baik :
a. Semua speaker mengarah dari depan ke belakang, sehingga pendengar merasakan sumber pembicara dari depan.
b. Speaker di serongkan ke tengah, tujuannya agar penyebaran suara merata, tidak ada daerah yang kosong
c. Hindari arah speaker lurus 90o mengarah ke tembok, karena pantulan suara akan menyebabkan gema.
d. Speaker yang terpasang di dinding, sedikit di tundukkan ke bawah, agar suara bia lengsung menuju pendengar ( menghindari gema ).
Perhatikan gambar pemasangan speaker dengan arah yang benar.