Pages

RELAWAN

RELAWAN

Jumat, 20 Mei 2016

Gadis Biru

Lihat dia,
masih berdiri di tepi bibir pantai disore ini, seorang gadis dengan jilbab biru lembut berbahan halus membuatnya begitu menawan, kaos biru cerah lengan panjang yang membuat aura dirinya memancarkan pesona stelan rok jeans yang membuatnya trendy dan santai.

Dia masih asik dengan senjanya, sedangkan aku masih membiarkanya dengan hal yang dia sukai itu. Menatap senja ... senja yang selalu berbeda, senja yang selalu misterius dengan warnanya, tapi itulah yang indah baginya saat ini.

Dia menatap dalam kearah titik lingkaran cahaya yang perlahan tenggelam di laut lepas. Melirik sekilas anak-anak yang berlarian di tepi pantai. Memandang cakrawala yang berwarna keemasan, suara debur ombak pun tak membuatnya hilang fokus dengan suara berisiknya. Gadis biru yang hanyut akan senjanya.

Lama aku tak berjumpa dengannya. Kini pertemuan setelah lama berpisah aku agendakan waktu untuk bersamanya, ketempat favoritnya. Masih dengan hal yang tak pernah kulupa dan masih menjadi kebiasaannya. Menatap senja.... Aku mengikuti caranya.

Pernah ku bertanya kepadanya, si gadis biru ini : Kenapa ku menyukai senja? jawaban yang ku dapat begitu sederhana, karena setiap senja tak pernah sama, hal itu tak pernah membosankan. Aku suka caranya mengartikan senja....

Setelah lama berpisah, ku perhatikan tak ada hal yang berbeda dari dirinya. Masih tentang senja dan ada dua hal lagi yang masih sama.  

Pertama , senyuman yang menentramkan jiwa. Inilah yang membuatku terpesona dan suka kepadanya. Aku awalnya cuma tau bahwa pelangi adalah lengkungan yang indah diciptakan Tuhan. Ternyata ada yang lebih indah yang Dia berikan kepada seorang gadis beruntung di bumi ini, kepadanya. Lengkungan indah dari raut wajah selalu ceria. Lengkungan yang selalu mendamaikan jiwa dan membuat terpana. Jika ia berkata melihat senja membuatnya tidak pernah bosan karena tiap hari berbeda. Menurutku melihat senyumya membuatku tak pernah bosan walaupun tiap hari selalu sama. ya..Slalu sama indahnya.

Banyak hal yang mendefinisikan senyumnya membuat kata-kata akan habis terpakai. Biarlah yang sedikit ini cukup untuk mewakili penggambaran tentang dirinya.

Kedua, Dia yang selalu dengan birunya. Dia yang menyukai senja dengan warna jingganya, tapi aku menyukainya dengan birunya.

Aura terpancar saat ia mengenakan stelan biru. Warna yang menjadi favoritnya dan cukup mewakili tentang nya, terlihat cocok dengannya. dia memang cocok sebagai “Gadis Biru”.


Jinga telah habis dan langit mulai gelap. Mentari beristirahat untuk besok mulai menyinari lagi. Dia menatapku dengan senyuman yang tulus, dengan mata yang seolah menyampaikan “ temani aku kesini lagi esok hari”.

1412

0 komentar:

Posting Komentar