Ini adalah tempat dimana
carut marut kota tak lagi berkutik
Hanya ada semilir angin, sayap-sayap belerang yang mengayun lembut
dan sekawanan rindu yang tersungut-sungut dari balik hati,
Torehan yang kau sematkan semalam menebar darah di setapak cinta
Semakin beringsut kakiku
Hanya ada semilir angin, sayap-sayap belerang yang mengayun lembut
dan sekawanan rindu yang tersungut-sungut dari balik hati,
Torehan yang kau sematkan semalam menebar darah di setapak cinta
Semakin beringsut kakiku
Semakin lacah campuran luka dan air mata
Kakiku kini bermandikan lumpur merah
Kubasuh jua dengan bulir bening ini,
Namun bekasnya tersenyum manis dikulum,
Arealku kini lacah semua dari kaki sampai puncak hati,
kunikmati
Ini sangat ku nikmati,
Semakin keatas semakin mencuat rasionalnya,
Lacah merah benar-benar memelukku dengan hangat
Menjadi guide hingga aku mendarat dipuncak rasa yang lebur
Kini aku dipuncak keheningan
Aku cukup berdiam disini
Memeluk hati sendiri
Menjeruji mata dari gambaran wajahmu
Serta menciumi sisa-sisa lacah merah dan sayap belerang dengan sumringah
By. Nia Erisa
4 November 2016
0 komentar:
Posting Komentar