Pages

RELAWAN

RELAWAN

Jumat, 11 November 2016

Senja , Secangkir Kopi dan Dermaga

Hai senja ....
kita bertemu lagi, maukah kau kembali mendengarkan ceritaku sekarang ini ?
Ini bukan lagi di tepi pantai dengan ombak yang terus menari, ini adalah dermaga bisu yang menjadi tempatku untuk bisa melepas rinduku kepadamu.
Di sudut dermaga yang menjadi tempat anak manusia biasa termenung sendu.



Hai senja...
kau tentu heran kenapa aku di sini sendiri?
akan ku jelaskan. ...
Tadi dia di sini, cuma sebentar lalu pergi, meninggalkan aku bersama secangkir kopi. menggantikannya agar aku terlelap dan terus mengalirkan syair puisi.

Senja...
Aku berada di langit imajinasi paling tinggi saat ini, lihatlah kopi yang dibuatnya , menambah inspirasi, begitu pas dengan adukan lembut dan rasa manis yang begitu damai. Dia meraciknya dengan senyuman tulus untuk membuatku semakin jauh terbang berimajinasi.

Sore yang tentram sekarang ini ku duduk menerawang, begitu samar kadang, tapi cahaya merah langitmu membuatnya terang persis seperti pipinya yang malu-malu.

Senja .... kau juga tentu mengenalnya kan?
gadis yang biasa ku ceritakan ...
Gadis yang mempunyai lengkungan indah di wajahnya.. lihat sendirilah senyumnya, itulah bocoran sedikit dari Tuhan tentang surga.

Tapi sayangnya, dia tak bisa untuk ikut ngopi bersamaku, menikmati bersama pahit dan manisnya secangkir cairan hitam pekat ini, dan juga dia tak bisa lama-lama untuk duduk berdua di sudut dermaga ini, menyaksikan tumbuhan bakau yang melambai pelan diterpa angin, berbaris rapi bagaikan serdadu.
Dia memang tak suka kopi, juga tak bisa lama-lama di sini.
Tapi dia sama denganku,, menyukaimu senja.....

-1412
11-11-16

0 komentar:

Posting Komentar